Stop Bilang “AKU HARUS KUAT”: Ngaku Tidak Berdaya Bukan Berarti Lemah

By Maria Clayriza Yovani

Don't be afraid to ask questions. Don't be afraid to ask for help when you need it. I do that every day. Asking for help isn't a sign of weakness, it's a sign of strength. It shows you have the courage to admit when you don't know something, and to learn something new. - Barack Obama

Acapkali kita ingin selalu kuat di mata orang lain. Kita menolak bantuan orang lain karena tidak ingin dianggap lemah. Rasanya sungkan banget kalau harus merepotkan orang lain. Kita sungguh-sungguh ingin bertumpu pada kaki sendiri. Pokoknya segala rintangan harus dihadapi sendiri hingga kita lupa kalau kita hanya manusia biasa. Kita punya batas dan ketidaksempurnaan.

Lantas, kalau sudah seperti ini, apakah kita tetap memaksa diri untuk tetap bisa

Jangan sampai menjadi kuat membuat kita lupa kalau ada banyak jalan menuju Roma. Kalian hanya perlu jujur kepada orang lain apakah ada jalan yang mungkin lebih tepat dan cepat.

“What happens when people open their hearts?"

"They get better.”

― Haruki Murakami

Ngaku tidak berdaya bukan berarti kita menggantungkan diri kepada orang lain. Ngaku tidak berdaya atau being vulnerable adalah upaya berterus terang akan kesulitan dan emosi-emosi negatif yang kita rasakan.

Manfaat vulnerability adalah memberikan kesempatan untuk kita belajar dan tumbuh. Jika kita jujur pada orang yang kita percaya, mereka bisa memberikan insights untuk kita dapat berjalan keluar dari masalah yang membelenggu.

Being vulnerable membentuk hubungan sehat dengan diri sendiri maupun orang lain. Memikirkan masalah terus menerus membuat kita semakin tenggelam dalam ketidakpastian. Semakin kita ingin berjuang sendiri tanpa bantuan orang lain, semakin kita menjauhkan diri dari orang lain. Semakin menjauhkan diri dari orang lain, semakin jauh kita dari harapan dan kesempatan yang ada. Semakin jauh dari harapan dan kesempatan, maka semakin kita akan merasa tersiksa. Maka, jadi terbuka membuat pikiran kita semakin sehat dan hubungan dengan orang lain semakin erat.

Terakhir, being vulnerable meningkatkan self-awareness. Insights dari keluarga, sahabat, maupun pacar membuat kita tahu tentang kelebihan yang sebenarnya kita miliki dan area diri yang perlu ditingkatkan. Orang lain bisa jadi cermin bagi kita untuk mengevaluasi diri agar kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Lantas, gimana sih cara menjadi rentan dan tidak berdaya?

  1. Akui keterbatasanmu!
dari pexels.com

Hal utama yang perlu kamu lakukan adalah jujur pada diri sendiri. Bilang kepada diri sendiri kalau kamu merasakan kesulitan, contoh:

Aku nggak paham-paham materi Python, nih

Berat badan aku kok nggak turun ya padahal udah diet ketat?

Kok engagement rating Instagram posts-ku nggak naik-naik, ya?

Jangan menolak keterbatasan yang kamu alami. Semakin kamu menolaknya, semakin kamu akan menganggap itu bukan masalah, padahal kenyataannya kamu tidak jadi lebih baik. Kalau perlu tulis kendala-kendala yang kamu hadapi dan tanyakanlah pada orang lain.

2. Komunikasi adalah kunci

dari pexels.com


Sebelum berkomunikasi, alangkah baiknya kamu memilih teman yang suportif. Kita tidak perlu be vulnerable kepada semua orang. Tentunya, kamu bisa memastikan beberapa orang yang kamu percaya dan mampu memberikan insights yang tepat untuk permasalahan yang kamu hadapi. Selama berkomunikasi berikan kesempatan bagi lawan bicara untuk membantu sesuai dengan kemampuan dan kesediaan mereka.

Memang tidak mudah untuk mengungkapkan ketidakberdayaan kita kepada orang lain. Tapi, akan sangat sulit jika kita tidak menemukan cara-cara yang mungkin membantu kita keluar dari masalah. Cara-cara itulah yang harus kita cari dan perjuangkan! Itulah mengapa being vulnerable adalah sumber kekuatan. Selamat berproses, ya!

One of the biggest defects in life is the inability to ask for help. - Robert Kiyosaki

Share this article: Link copied to clipboard!