Mendapat Karir Baru Setelah Belajar di Hacktiv8

Halo perkenalkan, nama saya Egy Fazri, lulusan Hacktiv8 dari Batch 47, United Fox. Saya ingin menceritakan pengalaman saya selama belajar di Hacktiv8. Sebelumnya saya bekerja sebagai Project Controller di perusahaan manufaktur di kawasan Karawang. Namun, sayangnya pandemi COVID-19 membuat saya harus kehilangan pekerjaan yang baru saya tekuni selama 4 bulan tersebut. Hal ini membuat saya sempat putus asa lantaran latar belakang pendidikan saya yang general (Hubungan Internasional) membuat saya kesulitan untuk mencari pekerjaan baru di tengah pandemi. Namun, saya mendapat saran dari teman saya yang saat itu masuk Hacktiv8 untuk memulai karir baru dengan belajar programming.

Awalnya saya ragu karena takut tidak bisa mengikuti pembelajaran lantaran tidak memiliki latar belakang IT. Ditambah biaya untuk masuk Hacktiv8 cukup besar. Namun, karena saya memiliki ketertarikan di dunia komputer sejak kecil dan memiliki impian untuk membuat game sendiri. Saya akhirnya memberanikan diri untuk masuk Hacktiv8 agar tidak menyesal di kemudian hari. Soal biaya, untungnya Hacktiv8 memberikan program Income Share Agreement (ISA) yang memungkinkan saya untuk membayar biaya pendidikan setelah lulus dan mendapat pekerjaan. Dengan adanya program ISA membuat motivasi saya semakin besar untuk belajar programming di Hacktiv8.

Fase Belajar di Hacktiv8

Saat pertama kali belajar di fase Preparation, saya masih merasa gugup karena tidak memiliki basic programming sama sekali. Tapi saat pembelajaran dimulai, ternyata instruktur Hacktiv8 sangat kompeten dalam menjelaskan materi dan selalu sabar membimbing para siswa, serta bisa diajak diskusi. Kendala yang saya alami lebih ke teknik dan fokus karena saya harus belajar dari rumah dengan kondisi yang bising hingga membuat saya suka buyar saat harus menyerap materi dengan cepat. Selain itu, karena ada banyak challenge yang diberikan instruktur setiap hari. Membuat saya harus bisa mengelola waktu untuk mengerjakan tugas dan istirahat.

Masuk ke fase Bootcamp di fase 1 saya mulai merasa keteteran untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Saat itu saya harus beradaptasi untuk bisa mengikuti intensitas belajar yang cepat dan deadline yang jauh lebih singkat. Beruntung Hacktiv8 memberikan fasilitas 1-on-1 mentoring dengan instruktur buddy untuk membantu para siswa agar bisa tetap mengikuti materi yang diberikan. Karena saya tipe orang yang rewel, saya selalu bertanya kepada buddy jika saya mulai bingung. Dengan adanya sistem buddy ini menurut saya dapat menjadi tambahan ilmu di luar materi. Saat saya sedang konsul, mereka pun tidak pelit untuk berbagi ilmu tentang perkembangan teknologi saat ini.

Lanjut ke fase 2, ini adalah fase terberat bagi saya. Di fase ini siswa diharuskan untuk belajar secara kelompok, di mana kita harus bisa menyatukan persepsi dan memahami karakter dari setiap anggota. Apalagi dalam ngoding, terkadang belum tentu kodingan kita bisa dibaca dan dimengerti semua orang. Belum lagi di saat saya harus fokus untuk menghadapi livecode, saya mendapat kabar duka dari keluarga saya. Sehingga membuat pikiran saya jadi terpecah belah antara untuk Hacktiv8 dan keluarga. Untungnya di Hacktiv8 saya juga diajarkan self management dari kelas Engineering Empathy. Di sesi ini saya belajar untuk mengatasi masalah sendiri dengan dibantu konselor hingga memiliki pola pikir growth mindset agar bisa terus berkembang.

Memasuki fase terakhir, intensitas belajar terasa lebih santai karena siswa hanya perlu fokus mempersiapkan final projek untuk dipresentasikan di acara graduation day. Karena sifatnya berkelompok, ekspektasi setiap orang di dalam sebuah tim pasti berbeda-beda. Sebagai tipe orang yang ambisius tentu saya tidak ingin membuat sesuatu yang biasa-biasa saja. Namun ternyata tidak semua anggota tim punya tujuan yang sama. Di sini lah saya belajar untuk memahami situasi dan kondisi.

Saya mendapatkan banyak hal di luar ekspektasi setelah masuk Hacktiv8. Jika dulu saya sangat kesulitan untuk mendapat pekerjaan. Setelah lulus saya mendapat banyak tawaran kerja dari perusahaan hiring partner Hacktiv8 hingga bisa bekerja kembali di bidang yang baru sebagai Front-End Developer di PT Kreasi Kode Digital. Hanya butuh kurang dari 1 bulan bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan ini. Tim career Hacktiv8 juga senantiasa membimbing para alumni dalam mempersiapkan karir mereka. Saya juga sangat senang bisa mendapat teman baru baik dari batch saya maupun instruktur.

Selain itu, jika dulu saya hanya bisa menggunakan aplikasi, sekarang saya jadi bisa membuat aplikasi sendiri. Dengan adanya Hacktiv8 dapat membantu banyak orang yang ingin berkarir di bidang teknologi tanpa harus memiliki latar belakang IT. 4 bulan terasa singkat jika kita benar-benar ingin mendalami programming. Jika ditanya, apakah saya akan merekomendasikan Hacktiv8 ke orang-orang terdekat saya? Jawabannya adalah BIG YES! Karena saya ingin agar mereka juga bisa mendapatkan apa yang saya dapatkan. Di era digital seperti sekarang, penting bagi generasi penerus bangsa untuk mempersiapkan karir mereka dalam menghadapi masa depan.

Share this article: Link copied to clipboard!

You might also like...