COO Hacktiv8: Critical Thinking Wajib Dimiliki Semua Orang

Pandemi COVID-19 telah mengubah mobilitas bisnis dari berbagai sektor di Indonesia. Hal ini juga berdampak pada sektor pendidikan yang harus menerapkan sistem belajar online selama masa pandemi. Perlahan tapi pasti, roda ekonomi pun mulai bergerak setelah sempat terhenti karena tidak adanya aktivitas perdagangan saat pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah. Banyak perusahaan yang mulai bangkit dalam melewati kondisi yang tidak menentu seperti sekarang ini, salah satunya dengan mulai merekrut tenaga kerja baru untuk mengembangkan bisnisnya. Dalam acara Panel Talk: Indonesia Industry Insight during the pandemy yang digelar secara virtual oleh Apiary Coworking Space pada (1/12), COO Hacktiv8 Ferdinand Padang sebagai salah satu pembicara mengatakan, akan ada perubahan dari segi standar perekrutan terlepas dari adanya pandemi atau tidak.

“Persiapan untuk mencari tenaga kerja di Indonesia akan ada perubahan terlepas dari adanya pandemi atau tidak untuk menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien,” katanya. Lebih lanjut lulusan Jonkoping University, Swedia, ini menambahkan, membutuhkan skill critical thinking untuk bisa terus eksis di dunia kerja.

“Terlepas dari perkembangan teknologi yang sangat cepat, yang terpenting adalah critical thinking karena itu yang tidak akan pernah digantikan oleh mesin atau kecerdasan buatan. Jadi critical thinking itu merupakan pondasi yang harus dibangun dan dimiliki oleh setiap orang,” paparnya.

Mengikuti Perkembangan Teknologi

Meski begitu dari segi pendidikan non formal, Hacktiv8 terus mempersiapkan lulusan di bidang IT yang kompeten dengan memberikan materi yang sesuai dengan kebutuhan di industri terkini. “Sebagai lembaga pendidikan non formal, Hacktiv8 memiliki keleluasaan untuk mengubah kurikulum kapan saja, berbeda dengan pendidikan formal yang membutuhkan waktu lama untuk mengkaji kurikulumnya. Jika ada perubahan yang terjadi di industri, maka kami juga akan mengajarkan perubahan tersebut kepada para siswa agar mereka memiliki skill yang relevan dengan perkembangan di industri saat ini,” ungkapnya.

Menurut Ferdinand, untuk mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas di bidang digital harus memiliki keinginan untuk terus belajar agar bisa mengikuti perkembangan teknologi. “Jangan alergi dengan sesuatu yang baru. Di dunia digital itu butuh usaha dan ketekunan. Misalnya kita lagi belajar programming, pasti ada yang cepat menguasai karena belajar sepanjang hari dan sedikit lebih lambat karena belajar sambil main game. Jadi yang harus dipersiapkan lebih ke mental karena apapun yang akan kita pelajari akan ada yang sulit untuk dilewati,” pungkasnya.

Share this article: Link copied to clipboard!

You might also like...