Cara Membangun Kepercayaan Diri dengan Growth Mindset

Oleh Erika H Sinaga

Whether you think you can, or you think you can’t - you are right. - Henry Ford

Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa kamu memiliki kemampuan untuk berhasil mencapai berbagai tujuan dalam hidup. Keyakinan tersebut diwujudkan dengan tindakan nyata, di mana kamu berani menghadapi tantangan dengan keterampilan yang kamu miliki.

Kepercayaan diri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesuksesan dalam karir, kehidupan pribadi dan kesehatan mental. Namun sampai saat ini rendahnya rasa percaya diri masih menjadi masalah bagi banyak orang, termasuk mereka yang berpendidikan tinggi dan memiliki banyak talenta.

  • Berapa banyak peluang yang kamu lewatkan karena meragukan kemampuan diri?
  • Berapa banyak keinginan yang tidak terwujud karena kamu tidak berani mencoba?
  • Kapan terakhir kali kamu berpikir positif tentang diri sendiri?
  • Berapa banyak lagi persiapan kamu butuhkan sebelum mulai bertindak?

Jika rasa tidak percaya diri terus menerus dibiarkan, kamu berpotensi merasa stagnan, cemas bahkan depresi. Bagaimana cara mengatasinya?

Berita baiknya, kepercayaan diri bisa berubah. Kepercayaan diri bukan sekedar perasaan, tetapi skill yang dapat dilatih dan ditingkatkan sama seperti otot tubuh. Semakin kamu berlatih percaya diri, semakin kamu merasa terbiasa melakukannya.

Prosesnya memang tidak mudah, kamu bisa mulai dengan mengubah pola pikir menjadi growth mindset. Growth mindset adalah pola pikir bertumbuh yang dicetuskan oleh Carol Dweck, yang akan menolongmu memahami bahwa selalu ada ruang untuk tumbuh melalui ketekunan dan usaha.

Berikut beberapa cara meningkatkan kepercayaan dirimu dengan growth mindset:

  1. Mengenali serta menerima kelebihan dan kekurangan diri seutuhnya

pexels.com

Mengenal dan menerima diri seutuhnya berarti menerima semua hal dalam dirimu termasuk kelebihan, kekurangan, kegagalan masa lalu dan semua cerita hidupmu. Mulailah melangkah dari titik manapun dirimu berada saat ini, karena kamu sudah memiliki semua yang dibutuhkan untuk melangkah maju. Hal ini akan membawamu kepada rasa cukup dan percaya diri yang sejati.

2. Berani  melakukan perubahan walaupun berisiko gagal

pexels.com

Mau melakukan perubahan bukan berarti yakin tidak ada resiko gagal. Ketika gagal, kamu memutuskan untuk belajar dari kegagalan tersebut. Berikan dirimu waktu untuk menerima, mengevaluasi  mengapa kamu gagal, memperbaiki strategi dan lanjutkan perjalananmu sampai tujuan.

Miliki prinsip bahwa satu kegagalan tidak akan mengubah siapa dirimu, kegagalan hanyalah sebuah kejadian yang normal terjadi dalam sebuah proses. Menormalisasi kegagalan dalam proses akan menghemat banyak sekali energi ke depannya.

3. The power of yet. Belum bisa bukan berarti tidak bisa

pexels.com

Belajar menikmati proses dan miliki prinsip “not yet” dalam dirimu. Kamu perlu melatih otak untuk percaya bahwa kamu bisa menyelesaikan segala sesuatu yang baru kamu mulai.

Pemikiran akan keraguan diri perlu kamu hadapi dengan pemikiran yang baru.

Misalnya:

“Aku tidak bisa coding”, ubah menjadi “aku belum bisa coding”

“Aku tidak berhasil berbisnis”, ubah menjadi “aku belum berhasil berbisnis”

“Aku tidak berhasil diet”, ubah menjadi “aku belum berhasil diet”

Perbedaan kedua kalimat tersebut sangat jelas, berprinsip “not yet” memberikanmu harapan untuk melanjutkan proses.

4. Striving for excellence not perfection

pexels.com

Kamu tidak akan pernah mampu menjadi seseorang yang sempurna. Ketika kamu terlalu fokus melakukan segala sesuatu dengan sempurna, kamu akan berhadapan dengan rasa cemas dan kekecewaaan karena kesempurnaan itu memang tidak pernah ada.

Ubah pola pikirmu dengan selalu mengusahakan yang terbaik sesuai kemampuanmu saat ini. Belajar merasa puas dan merayakan kemenangan ketika kamu sudah berhasil memberikan usaha terbaikmu. Dengan demikian, fokus kamu lebih terarah kepada kepada proses yang terbaik daripada hasil akhirnya

5. Terima kritik sebagai bagian dari proses pertumbuhan diri

pexels.com

Menerima kritik memang membutuhkan kerendahan hati dan kesediaan untuk belajar. Tidak jarang kamu terlalu mengambil hati (take it personally) dengan kritik, seolah tujuannya untuk menyerang dirimu. Kritik yang membangun fokusnya bukan ke dirimu secara personal, tapi ke bagian spesifik yang ingin kamu kembangkan.

Misalnya: atasan mengkritik hasil laporan yang kamu tulis

Fokuslah mendengar kritik atasan mengenai laporanmu dan perbaiki sebaik mungkin. Berhenti mengkaitkan kritik terhadap laporan dengan kritik terhadap dirimu secara keseluruhan.

6. Fokus pada progres diri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain

pexels.com

Membandingkan diri dengan orang lain memang sangat candu,  gemar sekali mengikutsertakan diri ke dalam kompetisi yang tidak pernah ada. Akan ada titik dimana kamu kelelahan, karena progres orang lain tidak bisa kamu kendalikan. Fokuskan energimu untuk terus mengusahakan yang terbaik demi kemajuanmu.

7. Berhenti terlalu terpaku pada usia

pexels.com

Pengembangan dan pertumbuhan diri tidak pernah dibatasi oleh usia. Berhenti terlalu cepat merasa tua karena kamu bisa memulai apapun yang kamu harapkan di usia saat ini.

Misalnya:

Career switch di usia 30 tahun, why not?

Kuliah S1 di usia 25 tahun, why not?

Belajar jadi content creator di usia 50 tahun, why not?

Pola pikir ini akan menolongmu terbuka untuk menambah skill di usia berapapun kamu mau dan siap. Tetap semangat dan buktikan kamu bisa!


Demikianlah beberapa cara meningkatkan kepercayaan diri dengan growth mindset. Sangat melegakan ketika mengetahui bahwa kepercayaan diri adalah skill yang bisa dilatih. Dengan demikian kamu memiliki harapan untuk berubah dan memiliki masa depan yang lebih baik. Kamu bisa mempelajari dan melakukan apapun yang kamu mau. Walaupun saat ini belum bisa, tapi suatu saat akan bisa ketika kamu berusaha dan tekun. Selamat mencoba!

Share this article: Link copied to clipboard!