Akbar Sahata Sakapertana - Phase 1 Instructor

Alumni Universitas Indonesia jurusan Teknik Komputer (Computer Engineering) ini menjalani masa kuliahnya sembari menjadi Asisten Laboratorium. Dari sini, Akbar banyak mendapatkan pengalaman mengerjakan proyek-proyek seputar web development. Selain itu, Akbar sempat menjadi intern di GO-JEK Indonesia (PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa) sebagai Web Developer.

Q & A

Bagaimana awalnya anda mahir coding? Apakah sebelum atau semasa kuliah?

Saya belajar pemrograman dari berbagai sumber seperti buku, online course, dan bahkan saat mengerjakan suatu proyek. Kalau ditanya sejak kapan saya belajar pemrograman, saya mulai mengenal pemrograman dari SMA. Di universitas, saya belajar konsep-konsep yang berkaitan dengan pemrograman seperti algoritma dan struktur data. Saat menjadi mahasiswa, saya juga beberapa kali terlibat pada proyek web development dan dari sana saya belajar teknologi baru. Intinya adalah saya banyak belajar dengan metode one stop learning, karena kemampuan pemrograman itu sama seperti kemampuan bermain musik atau olahraga, semakin sering dilakukan akan menjadi semakin ahli.

Dari mana anda mendapat informasi mengenai Coding Bootcamp untuk pertama kalinya? Apa pendapat anda?

Sebelumnya saya belum tahu apa itu Coding Bootcamp. Setelah bergabung di Hacktiv8 saya baru tahu bahwa ternyata Coding Bootcamp sebenarnya sudah banyak disediakan di luar negeri dan sukses menghasilkan Developers andal.

Menurut saya, Coding Bootcamp merupakan solusi tepat di saat bisnis berbasis IT sedang sangat berkembang di Indonesia. Banyak institusi pendidikan menawarkan jurusan yang berkaitan dengan IT namun lulusannya tetap tidak dapat memenuhi requirement yang dibutuhkan bisnis tersebut. Di sini Hacktiv8 hadir sebagai sebuah win-win solution bagi orang-orang yang mempunyai minat di bidang IT dan bisnis-bisnis yang membutuhkan talenta berkualitas.

Bisa share sedikit bagaimana awalnya anda bergabung di Hacktiv8?

Sebelum saya bergabung di Hacktiv8, beberapa kali saya pernah melihat ads Hacktiv8 di media sosial. Saat itu tidak pernah terpikirkan untuk bergabung menjadi Instruktur, karena istilah Coding Bootcamp masih asing bagi saya. Tetapi jujur saja, dengan program yang ditawarkan justru membuat saya tertarik untuk menjadi siswanya. Suatu ketika saya menemukan lowongan sebagai “Junior Web Development Instructor” di sebuah website portal lowongan kerja. Titel “junior” membuat saya memberanikan diri untuk mencoba melamar posisi tersebut. Singkat cerita, akhirnya saya diterima bekerja untuk membantu menangani Fase 0 di Hacktiv8.

Mengapa Hacktiv8? Apa yang membuat anda begitu tertarik bergabung di sini?

Saya suka belajar dan mengajar, oleh karena itu pekerjaan sebagai Instruktur adalah kesempatan yang paling ideal. Hal yang paling menarik di Hacktiv8 adalah materi yang diajarkan selalu disesuaikan dengan kebutuhan industri dan Instruktur tidak hanya akan menangani fase yang sama (sebelumnya saya Instruktur Fase 0, sekarang Fase 1). Hal ini saya anggap sebagai dorongan untuk selalu belajar dan kesempatan untuk terus berkembang.

Apakah anda memiliki pengalaman mengajar sebelum bergabung di Hacktiv8?

Ya, saat kuliah saya menjadi Asisten Laboratorium dari tahun ketiga sampai lulus. Selama menjadi Asisten, saya bertugas membantu dosen dalam perkuliahan dengan melaksanakan kegiatan praktikum. Beberapa materi yang sempat saya ajarkan antara lain object-oriented programming dan database.

Bisakah anda jelaskan peranan anda sebagai Phase 1 Instructor di Hacktiv8?

Untuk saat ini saya dipercaya sebagai Phase 1 Instructor (Instruktur Fase 1) di mana siswa diperkenalkan dasar-dasar pemrograman dan teknologi dasar untuk melakukan web development dengan JavaScript. Selain menyampaikan materi melalui sesi lecture di kelas, saya dan instruktur lainnya juga bertugas membimbing siswa ketika mengerjakan challenge yang diberikan.

Apa kelebihan anda dalam mengajar?

Saya suka menjelaskan sesuatu secara komprehensif. Selain mengajarkan apa yang ditentukan dari silabus, saya sering memberikan pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan materi. Saya ingin siswa-siswa di Hacktiv8 tidak hanya “sekadar bisa”, tetapi memahami apa yang sedang mereka pelajari. Karena kita semua tahu bahwa bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan hanyalah tools dan setiap saat akan muncul tools baru. Dengan memiliki pemahaman yang komprehensif, tools akan mudah dipelajari dan kita akan mudah mengikuti perkembangan.

Bagaimana cara anda memastikan setiap murid paham akan materi yang diberikan?

Di Hacktiv8, siswa diberikan beberapa tugas berupa proyek mini yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setiap 2 minggu juga diadakan live-coding di mana siswa diberikan kesempatan untuk menunjukan kemampuan yang telah dipelajari melalui tantangan yang berikan. Dari sana, saya dan Instruktur lain dapat mengetahui seberapa baik pemahaman setiap siswa. Tentunya pemahaman tidak melulu dilihat dari nilai. Keseharian dan keaktifan siswa juga diperhatikan sehingga kami dapat memberikan penilaian yang objektif dan menyeluruh.

Apakah ada saran untuk calon murid yang ingin bergabung di Hacktiv8?

Coding Bootcamp mungkin hal yang relatif baru di Indonesia, tetapi Coding Bootcamp sudah terbukti sukses menghasilkan banyak Programmer andal yang berhasil mengubah jalur karirnya. Tentu mereka yang telah berhasil tidak melakukannya semudah membalikkan telapak tangan. Begitu pula di Hacktiv8, siswa akan selalu diberikan tugas dan tantangan agar mereka dapat melalui pembelajaran yang holistik. Sehingga dibutuhkan motivasi dan determinasi yang kuat agar dapat berhasil di sini. Oleh karena itu, para Instruktur akan selalu memfasilitasi siswa agar mendapatkan pengalaman belajar terbaik dan kesempatan berkembang seluas-luasnya sehingga dapat menjadi Full Stack JavaScript Developer.

Secara keseluruhan, bagi Akbar, keinginan belajar yang kuat serta motivasi diri untuk sukses di masa depan merupakan bekal paling dasar untuk memulai langkah pertama menjadi Programmer atau Developer.